- Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol
- Jakarta Barat, Indonesia
- Phone: (62-21) 566 3232
- Fax: (62-21) 564 4270
- Email: humas@trisakti.ac.id
Manfaat AI untuk Bisnis: Apakah Menguntungkan atau Merugikan?

Manfaat AI untuk Bisnis: Apakah Menguntungkan atau Merugikan?
Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan Artificial Intelligence (AI), kan? Saat ini AI marak digunakan untuk membantu tugas sehari-hari, termasuk bisnis.
Yap, manfaat AI untuk bisnis sangat beragam dan dapat meningkatkan efisiensi operasional.
Ketahui penjelasan lengkapnya di artikel ini, yuk!
Seberapa Penting AI dalam Transformasi Bisnis Saat Ini?
Sangat penting. Sebagian perusahaan saat in sudah memanfaatkan AI untuk membantu proses bisnisnya agar berjalan lebih efisien dan produktif.
McKinsey Global Institute bahkan melaporkan perusahaan yang mengadopsi AI bisa meningkatkan produktivitas hingga 40%.
Pertama, AI bisa mengotomatisasi tugas-tugas repetitif dan memakan waktu. Misalnya, menjawab pertanyaan umum pelanggan melalui chatbot atau menyortir otomatis ribuan email masuk.
Kedua, AI memiliki kemampuan analisis data yang luar biasa. Kemampuan ini sangat dibutuhkan karena bisnis menghasilkan data besar setiap harinya.
Nah, AI dapat membantu menganalisis data tersebut dan memberikan insights untuk pengambilan keputusan.
Ketiga, AI mampu meningkatkan personalisasi pelanggan. Melalui analisis riwayat pembelian dan perilaku browsing, AI dapat memberikan rekomendasi produk untuk setiap individu.
Contoh Pemanfaatan AI yang Terbukti Menguntungkan Bisnis
1. Rekomendasi Produk di E-commerce
Pernah kamu heran mengapa Tokopedia atau Shopee seolah tahu persis barang apa yang sedang kamu butuhkan? Atau, mengapa Netflix bisa merekomendasikan film yang sangat sesuai dengan seleramu?
Nah, di balik semua itu ada AI yang membantu merekomendasikannya, lho.
AI mampu menganalisis riwayat tontonan atau pembelian, membandingkannya dengan jutaan pengguna lain, lalu menyajikan produk yang kemungkinan besar akan kamu sukai.
2. Chatbot dan Asisten Virtual untuk Layanan Pelanggan
Saat kamu bertanya pertanyaan umum terkait sebuah layanan melalui fitur chat, sering kali yang pertama kali membalas bukan manusia, melainkan chatbot AI.
Chatbot ini dilatih untuk menjawab ribuan pertanyaan umum dengan cepat. Chatbot sangat menguntungkan bisnis karena bisa mengurangi waktu tunggu pelanggan.
3. Penargetan Iklan yang Lebih Tepat Sasaran
Dulu, iklan dipasang secara massal atau kita harus berpikir lebih keras untuk menentukan target audiensnya.
Kini, dengan AI, iklan bisa ditampilkan hanya kepada orang-orang yang paling berpotensi tertarik. Platform seperti Meta dan Google sudah menggunakan AI untuk menganalisis demografi, minat, dan perilaku online pengguna.
Hal ini sangat membantu bisnis untuk menggunakan anggaran iklan mereka jauh lebih efisien dan efektif.
4. Sistem Deteksi Penipuan di Sektor Keuangan
Setiap kali kamu melakukan transaksi dengan kartu kredit atau e-wallet, ada AI yang bekerja di belakang layar. Sistem AI ini menganalisis pola transaksimu.
Jika tiba-tiba ada transaksi yang tidak wajar, misalnya pembelian dalam jumlah besar di negara lain, sistem akan langsung menandainya sebagai potensi penipuan dan mengirimkan peringatan.
Tantangan dan Risiko Penggunaan AI dalam Dunia Bisnis
1. Kualitas dan Bias Data
AI belajar dari data yang kita berikan.
Jika data yang digunakan untuk melatih AI ternyata tidak akurat, tidak lengkap, atau mengandung prasangka tertentu, maka hasil keputusan AI juga akan bias.
Misalnya, sebuah sistem AI untuk rekrutmen hanya dilatih dengan data dari karyawan laki-laki, maka sistem tersebut kemungkinan juga akan memprioritaskan pelamar laki-laki saja.
2. Keamanan Siber dan Privasi
Sistem AI mengolah data dalam jumlah besar, termasuk data sensitif pelanggan. Jika tidak hati-hati, data ini akan menjadi target menarik bagi para peretas.
Apabila terjadi kebocoran data, perusahaan tidak hanya rugi finansial, tetapi juga dapat menghancurkan kepercayaan pelanggan.
3. Biaya Implementasi dan Perawatan yang Mahal
Mengembangkan atau membeli sistem AI, membangun infrastruktur data, dan mempekerjakan talenta ahli membutuhkan investasi awal yang tidak sedikit, ya.
Selain itu, ada juga biaya perawatan dan pembaruan sistem berkala agar AI tetap relevan dan berfungsi optimal.
4. Kurangnya Tenaga Ahli (Talent Gap)
Saat ini, permintaan orang profesional yang benar-benar memahami AI, seperti Data Scientist, AI Specialist, atau Machine Learning Engineer, jauh lebih tinggi daripada jumlah talenta yang tersedia.
Kesenjangan ini membuat perusahaan kesulitan mencari tenaga ahli dan membuat persaingan untuk mendapatkan talenta terbaik.
5. Ketergantungan Berlebihan
Terlalu bergantung pada sistem AI tanpa adanya pengawasan manusia dapat menjadi bumerang, lho!
Sebab itu, bisnis perlu memiliki rencana darurat dan memastikan keputusan akhir tetap melibatkan pertimbangan manusia.
Bagaimana Bisnis Bisa Mengoptimalkan AI Secara Aman?
1. Mulai dari Masalah yang Jelas, Bukan dari Teknologi
Jangan menggunakan AI hanya karena sedang tren saja, ya. Pendekatan terbaik adalah mulai dari masalah bisnis yang spesifik.
Identifikasi dulu apa masalah yang ingin diselesaikan, misal tingginya keluhan pelanggan karena respon lambat, biaya iklan membengkak tanpa hasil, atau banyaknya kesalahan input data manual.
Setelah masalahnya jelas, baru cari tahu apakah AI bisa menjadi solusi untuk menyelesaikannya.
2. Prioritaskan Kualitas dan Etika Data
Sebelum melatih sistem AI, data yang digunakan harus bersih, akurat, dan tidak mengandung bias.
Bentuk sebuah tim atau komite etika data untuk memastikan data pelanggan dikelola bertanggung jawab dan sesuai regulasi privasi yang berlaku.
3. Terapkan Prinsip “Human in the Loop“
Jangan serahkan 100% keputusan kepada AI, ya, apalagi yang bersifat strategis dan penting. Selalu tempatkan manusia sebagai pengawas akhir.
AI memang dapat memberikan rekomendasi, menganalisis data, dan mengotomatisasi proses, tetapi pertimbangan akhir yang melibatkan intuisi, pengalaman, dan nilai-nilai kemanusiaan harus tetap berada di tangan manusia.
4. Investasi pada Keamanan Siber
Terapkan protokol keamanan ketat untuk melindungi infrastruktur data dan sistem AI dari serangan siber.
Kepercayaan pelanggan adalah aset yang sangat mahal. Sekali hilang, akan sangat sulit untuk dibangun kembali.
5. Bangun Talenta Internal
Daripada bergantung pada konsultan eksternal, lebih baik berinvestasi untuk meningkatkan kemampuan tim internal.
Berikan pelatihan kepada karyawan tentang dasar-dasar AI dan analisis data.
Sementara untuk jangka panjang, rekrut talenta yang ahli dalam teknis, memahami proses bisnis, dan kesadaran etis tinggi.
Nah, kalau mau belajar lebih banyak terkait manfaat AI untuk bisnis, kamu perlu memulainya dari masuk studi yang belajar bisnis dan teknologi di era digital, seperti Bisnis Digital.
Salah satu tempat terbaik untuk mempelajari hal ini adalah di Konsentrasi Bisnis Digital S1 Manajemen FEB Universitas Trisakti.
Selain mempelajari tentang AI, kamu juga akan mendalami beberapa mata kuliah lain, seperti Digital Marketing, Etika Bisnis, Social Media Marketing, dan banyak lagi!
Yuk, kunjungi Instagram @bisnis_digitalusakti atau baca artikel-artikel kami untuk tahu lebih banyak tentang Konsentrasi Bisnis Digital Usakti!