- Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol
- Jakarta Barat, Indonesia
- Phone: (62-21) 566 3232
- Fax: (62-21) 564 4270
- Email: humas@trisakti.ac.id
Apa Itu Artificial General Intelligence (AGI) dan Dampaknya bagi Bisnis?

Apa Itu Artificial General Intelligence (AGI) dan Dampaknya bagi Bisnis?
Belum selesai dengan Artificial Intelligence (AI), kini kita sudah harus siap menghadapi Artificial General Intelligence (AGI).
Teknologi ini digadang-gadang akan menjadi revolusi terbesar berikutnya. Sebenarnya apa itu AGI? Dan apa dampaknya bagi dunia bisnis dan karier kita?
Simak penjelasannya di artikel ini, yuk!
Mengenal AGI: Evolusi dari Artificial Intelligence
Kamu pasti sudah akrab dengan Artificial Intelligence (AI) dan sering menggunakannya sehari-hari, kan? Namun, tahukah kamu bahwa semua AI yang kita gunakan saat ini sebenarnya masih berada di level awal?
AI yang kita kenal saat ini sering disebut sebagai Narrow AI atau Weak AI. Sebab, ia sangat terspesialisasi dan hanya jago dalam satu bidang tugas.
Contohnya, ChatGPT pandai dalam mengolah teks, tapi ia tidak bisa mengemudikan mobil. AI di mobil Tesla pandai menyetir, tapi ia tidak bisa membuatkanmu resep masakan.
Sebab itulah konsep Artificial General Intelligence (AGI) muncul sebagai evolusi AI berikutnya. AGI disebut memiliki kemampuan kognitif setara, bahkan melampaui manusia.
Nantinya AGI tidak hanya pandai di satu bidang, tetapi bisa belajar, memahami, dan menerapkan pengetahuannya di berbagai domain yang sama sekali berbeda, layaknya seorang manusia.
Ia bisa belajar menulis novel, lalu beralih mempelajari cara merancang arsitektur gedung, kemudian menganalisis data pasar saham, semuanya dengan tingkat pemahaman dan kreativitas setara para ahli di bidangnya.
Perbedaan AGI dengan AI Biasa yang Harus Kamu Tahu
Agar kamu lebih mudah memahaminya, coba lihat perbedaan AGI dan AI di tabel ini:
Fitur | AI Biasa (Narrow AI) | AGI (Artificial General Intelligence) |
Lingkup Kemampuan | Hebat dalam satu tugas spesifik. Misalnya, menerjemahkan bahasa, mengenali wajah. | Mampu belajar, memahami, dan melakukan berbagai tugas yang tidak saling berhubungan. |
Cara Belajar | Perlu dilatih dengan jutaan data untuk setiap tugas baru. Tidak bisa mentransfer ilmunya ke bidang lain. | Dapat belajar dari pengalaman, membaca, dan mentransfer pengetahuan dari satu domain ke domain lainnya. |
Pemahaman | Bekerja dengan mencocokkan pola data tanpa benar-benar memahami makna atau konteksnya. | Memiliki pemahaman mendalam, akal sehat (common sense), dan kesadaran akan sebab-akibat. |
Fleksibilitas | Kaku, tidak bisa beradaptasi jika dihadapkan pada masalah baru di luar lingkup latihannya. | Sangat adaptif, mampu berpikir kreatif dan fleksibel untuk memecahkan masalah yang belum pernah ditemui sebelumnya. |
Potensi & Dampak AGI dalam Dunia Bisnis Digital
1. Strategi Bisnis yang Sepenuhnya Otonom
Maksudnya, AGI dapat menganalisis data pasar, tren konsumen, dan performa kompetitor untuk merumuskan dan mengeksekusi strategi bisnis tanpa campur tangan manusia.
Misalnya, AGI diberi satu tujuan besar, contohnya ‘tingkatkan pangsa pasar sebesar 10%’. Ia akan mencari cara terbaiknya sendiri untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Hiper-Personalisasi dalam Customer Experience
AGI dapat menciptakan pengalaman pelanggan yang dipersonalisasi untuk setiap individu. Setiap interaksi akan menjadi unik dan menyesuaikan kebutuhan spesifik masing-masing pelanggan.
Contohnya, AGI dalam website e-commerce mampu menganalisis preferensi, perilaku browsing, riwayat pembelian, bahkan mood pelanggan untuk menyajikan produk, konten, dan layanan yang tepat.
3. Inovasi Produk yang Berkelanjutan
AGI memiliki kemampuan membaca dan memahami seluruh pengetahuan manusia yang ada di internet.
Nah, dengan kemampuan ini, AGI mampu mengidentifikasi masalah atau kebutuhan manusia yang belum terpenuhi, lalu merancang konsep produk atau layanan baru dari nol, lengkap dengan desain teknis dan model bisnisnya.
4. Memecahkan Masalah Bisnis Kompleks
Ketika sebuah perusahaan menghadapi krisis, tim manusia membutuhkan waktu untuk mengumpulkan data dan merespons.
Sementara itu, AGI dapat menganalisis jutaan variabel dalam hitungan detik, memprediksi dampak dari setiap kemungkinan tindakan, dan merekomendasikan solusi untuk mengatasi masalah kompleks tersebut sebelum dampaknya meluas.
Apakah AGI Mengancam atau Mendukung Bisnis di Masa Depan?
Melihat kecanggihannya, tentu terselip rasa khawatir tentang kehadiran AGI.
Para ahli teknologi, pebisnis, dan filsuf di seluruh dunia pun menyimpan kekhawatiran dan pertanyaan yang sama hingga menjadi perdebatan sengit.
Jawabannya tidak sederhana, karena AGI ibarat pedang bermata dua, ia membawa dukungan yang luar biasa besar, sekaligus ancaman yang sama besarnya jika tidak dikelola dengan bijaksana.
Ancaman AGI
Kekhawatiran utama dari munculnya AGI adalah disrupsi pasar tenaga kerja dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Jika AI biasa mengancam pekerjaan repetitif, AGI berpotensi menggantikan peran-peran yang membutuhkan kognisi tingkat tinggi, seperti analis keuangan, pengacara, manajer strategis, dan beberapa peran kreatif.
Selain itu, ada juga risiko etis dan konsentrasi kekuasaan.
Siapa yang bertanggung jawab kalau sebuah AGI yang mengelola investasi global membuat keputusan yang menyebabkan krisis ekonomi? Dan apa yang terjadi kalau hanya satu atau dua perusahaan raksasa yang berhasil menciptakan AGI?
Mereka dapat memiliki keunggulan tak tertandingi, berpotensi memonopoli pasar, dan mematikan inovasi dari bisnis-bisnis yang lebih kecil.
Dukungan AGI
Di sisi lain, potensi positif AGI sangatlah luar biasa.
AGI kemungkinan besar dapat memecahkan masalah-masalah paling mendesak di dunia, seperti menemukan obat untuk penyakit-penyakit berat, menciptakan sumber energi bersih yang efisien, atau mengatasi perubahan iklim.
Keberhasilan dalam area ini tentu akan membuka industri dan model bisnis baru.
Sementara bagi bisnis, AGI menjanjikan tingkat efisiensi dan inovasi tak terbatas. Proses penemuan produk baru bisa dipercepat dari tahunan menjadi hitungan hari.
Operasional bisnis bisa berjalan nyaris tanpa kesalahan dengan biaya rendah. Produk dan layanan berkualitas tinggi pun menjadi jauh lebih mudah diakses dan terjangkau oleh semua orang.
Maka kesimpulannya, apakah AGI akan menjadi ancaman atau dukungan tidak ditentukan oleh teknologi itu sendiri, melainkan oleh bagaimana kita sebagai manusia mempersiapkan dan mengarahkannya.
Peran manusia di masa depan kemungkinan besar akan bergeser. Kita tidak lagi bersaing dengan AI dalam hal kecepatan atau analisis data.
Sebaliknya, peran kita akan menentukan tujuan dan nilai-nilai panduan bagi AGI, memastikan penggunaannya etis, serta kreativitas, empati, dan hubungan antarmanusia.
Karena itu, cara terbaik untuk menghadapi masa depan ini adalah dengan rasa ingin tahu dan kemauan untuk belajar.
Kita perlu memahami dasar-dasar teknologi, data, dan etika digital agar dapat bekerja sama dengan AGI.
Nah, salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan diri dengan semua itu adalah belajar fondasi teknologi dan bisnis digital melalui bidang studi yang tepat, seperti Konsentrasi Bisnis Digital S1 Manajemen FEB Universitas Trisakti.
Di konsentrasi ini, kamu akan menemukan mata kuliah seperti Artificial Intelligence, Data Analytics, Technopreneurship, Internet of Things (IoT), Digital Marketing, Etika Bisnis, dan banyak lagi!
Mata kuliah ini sangat diperlukan untuk membekalimu dengan keahlian yang relevan dan siap bersaing di industri teknologi masa depan.
Tertarik mendalami konsentrasi ini lebih lanjut? Yuk, kunjungi Instagram @bisnis_digitalusakti atau baca artikel-artikel kami di sini.
Semoga bermanfaat!