Kenalan dengan IoT: Peluang & Tantangan Bisnis di Era Internet of Things

Berita Thumbnail
Senin, 07 Juli 2025

Kenalan dengan IoT: Peluang & Tantangan Bisnis di Era Internet of Things

Sudah pernah mendengar tentang Internet of Things, tetapi masih bingung apakah sebenarnya itu dan apa hubungannya dengan dunia bisnis?

Daripada menerka-nerka dan salah kira, ketahui selengkapnya di artikel ini, yuk!

Apa itu IoT dan Kenapa Penting dalam Dunia Bisnis? 

Pernah melihat smartwatch yang bisa melacak detak jantungmu, atau lampu rumah yang bisa dinyalakan dan dimatikan lewat ponsel?

Nah, teknologi di balik semua itu adalah Internet of Things (IoT).

IoT adalah teknologi yang menghubungkan perangkat fisik ke internet sehingga mereka bisa berkomunikasi, mengirim data, dan menerima perintah otomatis tanpa campur tangan manusia. 

Misalnya, jam tanganmu mengirim data olahragamu ke ponsel, dan ponselmu bisa memerintahkan AC di rumah untuk menyala saat kamu sudah dekat. 

Data dari Statista menunjukkan pada 2025, akan ada sekitar 19,8 miliar perangkat IoT di seluruh dunia, dan angka ini diprediksi akan melonjak drastis menjadi lebih dari 40,6 miliar perangkat pada 2034. 

Artinya, dalam waktu kurang dari 10 tahun, jumlah perangkat IoT akan lebih dari dua kali lipat! Angka yang fantastis, kan?

Yang menarik lagi, sekitar 60% dari semua perangkat IoT ini akan digunakan oleh konsumen seperti kita, mulai dari smartphone, smartwatch, hingga perangkat rumah pintar.

Nah, lalu apa hubungannya dengan dunia bisnis?

Jawabannya, efisiensi dan data.

Pertama, IoT membantu bisnis mengotomatisasi banyak proses yang tadinya manual. Misalnya, sistem pencahayaan otomatis menyala-mati berdasarkan kehadiran orang, atau sistem inventory yang langsung update stok ketika barang diambil dari rak.

Kedua, IoT menghasilkan data. Setiap detik, perangkat IoT mengumpulkan informasi tentang pola konsumen, kondisi lingkungan, performa mesin, dan masih banyak lagi. Data ini bisa dianalisis untuk membuat keputusan bisnis.

Contohnya, kamu punya toko kopi. 

Nah, melalui perangkat IoT, kamu bisa tahu jam berapa pelanggan paling banyak datang, minuman apa yang paling laris, bahkan suhu ruangan yang paling nyaman untuk pelanggan. 

Semua informasi ini membantu kamu mengoptimalkan operasional dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Bagaimana IoT Meningkatkan Efisiensi Bisnis? 

1. Otomatisasi Proses

Banyak tugas manual yang memakan waktu bisa dilakukan otomatis dengan IoT.

Contohnya di gudang, sensor pada rak penyimpanan bisa melacak ketersediaan dan kondisi stok, serta otomatis memesan ulang saat persediaan menipis.

2. Predictive Maintenance

Maksudnya, metode perawatan proaktif yang menggunakan data & teknologi untuk memperkirakan kapan sebuah mesin atau peralatan membutuhkan perbaikan.

Jadi, alih-alih menunggu mesin rusak baru diperbaiki, IoT membantu kita untuk memprediksi kapan mesin akan mengalami masalah. 

Sensor dapat mendeteksi perubahan suhu, getaran, atau suara yang tidak normal, lalu memberikan peringatan sebelum kerusakan serius terjadi.

Contohnya, maskapai penerbangan menggunakan IoT untuk memantau kondisi mesin pesawat. 

Mereka bisa memprediksi kapan komponen tertentu perlu diganti sehingga perawatan dapat dilakukan pada waktu yang tepat tanpa mengganggu jadwal penerbangan.

3. Supply Chain Lebih Transparan dan Responsif

IoT merevolusi rantai pasok dengan menyediakan data lokasi dan kondisi barang secara real-time

Melalui sensor suhu, getaran, dan GPS, perusahaan dapat memastikan keamanan produk selama pengiriman, mulai dari makanan beku hingga barang pecah belah.

Kemampuan ini sangat penting bagi bisnis e-commerce

Pelanggan dapat melacak pesanannya dengan akurat, sementara perusahaan bisa proaktif menyelesaikan masalah yang muncul di perjalanan. Hasilnya, pengalaman pelanggan membaik dan jumlah komplain menurun drastis.

4. Optimalisasi Penggunaan Energi dan Sumber Daya

Smart building dengan IoT bisa menghemat biaya operasional hingga 20-30%. Sensor occupancy mendeteksi apakah ruangan sedang digunakan, lalu otomatis mengatur pencahayaan dan AC. 

Buat startup atau bisnis kecil, penghematan seperti ini lumayan signifikan. Contohnya saja, tagihan listrik dapat berkurang 25% setiap bulan tanpa mengurangi kenyamanan.

5. Customer Experience Lebih Personal

IoT memudahkan bisnis menawarkan layanan personal kepada pelanggannya. 

Misalnya, di toko ritel, pelanggan VIP bisa langsung dikenali untuk mendapat layanan khusus, sementara aplikasi kebugaran dapat membuat program latihan spesifik berdasarkan data dari wearable device.

Hasilnya, keterlibatan (engagement rate) dan loyalitas pelanggan pun meningkat.

Contoh Implementasi IoT yang Sukses di Indonesia 

1. Jakarta Smart City

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimplementasikan IoT untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan publik melalui unit Jakarta Smart City (JSC).

JSC mengintegrasikan data dari ribuan sensor di seluruh penjuru kota, mencakup:

  • 9.000++ kamera CCTV yang memantau lalu lintas dan potensi banjir, 
  • Sensor ketinggian air di pintu-pintu air, serta 
  • Sistem pelacakan GPS pada armada bus TransJakarta dan truk sampah.

Data yang masuk dianalisis untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat.

Misalnya, saat sensor mendeteksi kenaikan muka air, peringatan dini dapat segera disebarkan. 

Kemudian, data kepadatan lalu lintas dari CCTV dan GPS digunakan untuk mengatur lampu lalu lintas dan memberikan rekomendasi rute alternatif kepada warga melalui aplikasi JAKI. 

2. eFishery dalam Budidaya Ikan & Udang

Salah satu contoh paling ikonik dari kesuksesan IoT di Indonesia adalah eFishery. Perusahaan rintisan asal Bandung ini berhasil menjadi unicorn pertama di dunia dalam bidang teknologi akuakultur.

Produk utama mereka adalah eFishery Feeder, sebuah alat pemberi pakan ikan dan udang otomatis yang terhubung ke internet. 

Pembudidaya dapat mengatur jadwal dan dosis pakan melalui aplikasi di smartphone mereka. Alat ini juga dilengkapi sensor yang dapat mendeteksi nafsu makan ikan berdasarkan getaran air sehingga pakan hanya diberikan saat dibutuhkan.

Teknologi ini pun mampu mengatasi masalah terbesar dalam budidaya, yaitu inefisiensi pakan yang bisa mencapai 70-80% dari total biaya operasional.

3. Telkomsel Fleet Management

Perusahaan Telkomsel memanfaatkan IoT dengan menyediakan Fleet Management untuk membantu perusahaan logistik dan transportasi beroperasi lebih efisien.

Sebuah perangkat Onboard Diagnostic (OBD) berbasis GPS dipasang pada setiap armada (truk, bus, atau mobil). Perangkat ini terhubung ke jaringan 2G/3G Telkomsel untuk mengirimkan data. 

Nah, melalui Web Dashboard, perusahaan dapat mengakses semua informasi dan memantau seluruh armada mereka dari jarak jauh.

Dampaknya, manajer operasional dapat memantau lokasi setiap kendaraan, mengoptimalkan rute untuk menghemat bahan bakar, dan memonitor perilaku pengemudi untuk meningkatkan keamanan. 

Sensor tambahan juga bisa memantau suhu pada truk pendingin atau volume bahan bakar untuk mencegah pemborosan dan pencurian. 

Hasilnya efisiensi operasional meningkat, biaya bahan bakar menurun, dan keselamatan pengiriman meningkat.

Tantangan yang Perlu Diwaspadai dalam Penggunaan IoT

1. Keamanan & Privasi Data

Perangkat IoT yang tidak diamankan dengan baik dapat diretas, dicuri datanya, atau diambil alih untuk melancarkan serangan siber yang lebih besar. 

Apalagi kalau IoT digunakan untuk mengontrol infrastruktur kritis, misalnya jaringan listrik atau mesin pabrik, peretasan dapat berakibat fatal.

Belum lagi sensor IoT mengumpulkan data dalam jumlah masif, termasuk data yang bersifat pribadi dan sensitif. 

Muncul pertanyaan penting seputar siapa yang memiliki data tersebut, bagaimana data digunakan, dan bagaimana memastikan data tidak disalahgunakan.

Solusinya, perusahaan yang menggunakan IoT harus menerapkan cybersecurity. Mulai dari enkripsi data, update firmware berkala, hingga training karyawan tentang keamanan siber.

2. Biaya Awal Mahal

Membeli ribuan sensor, membangun infrastruktur jaringan, dan mengembangkan software untuk mengelolanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. 

Perusahaan harus melakukan perhitungan matang antara biaya yang dikeluarkan dengan potensi efisiensi dan keuntungan yang akan didapat.

3. Standar dan Kompatibilitas yang Beragam

Sayangnya, belum ada satu standar universal untuk semua perangkat IoT. Akibatnya, sering terjadi masalah kompatibilitas yang menyulitkan proses integrasi sistem.

Contohnya, sebuah perusahaan membeli sensor suhu dari merek A dan platform analisis data dari merek B. 

Karena keduanya menggunakan teknis berbeda, data dari sensor tersebut tidak bisa langsung dibaca oleh platform. Perusahaan pun membutuhkan usaha dan biaya ekstra lagi untuk mengintegrasikannya.

4. Kebutuhan Talenta dengan Skill Khusus

Nah, untuk merancang, mengelola, dan menganalisis sistem IoT, dibutuhkan tenaga ahli seperti IoT Specialist, Data Scientist, dan pakar keamanan siber. 

Saat ini, jumlah talenta dengan keahlian spesifik ini masih terbatas dan sangat dicari oleh banyak perusahaan. 

Tantangan ini sekaligus membuka peluang besar bagi mereka yang mau mempelajarinya.

Kalau kamu tertarik mempelajari Internet of Things dan punya mimpi berkarier di industri teknologi bisnis, yuk mulai langkah awalmu dari memilih bidang studi Bisnis Digital!

Sebab, bidang studi ini akan membekalimu pemahaman tentang teknologi dan data digunakan untuk menciptakan nilai bisnis.

Nah, salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia yang menyediakannya adalah Konsentrasi Bisnis Digital S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti.

Dalam salah satu mata kuliahnya, kamu akan mempelajari Internet of Things (IoT). Selain itu, kamu juga menemui mata kuliah Digital Marketing, Social Media Marketing, UI/UX Design, Website Design & Development, dan banyak lagi!

Ingin tahu konsentrasi ini lebih dalam? Kamu bisa baca artikel-artikel kami di sini atau kunjungi Instagram @bisnis_digitalusakti.

Yuk, segera daftarkan dirimu dan menjadi bagian dari FEB Universitas Trisakti!

Floatin Button